Diambil Dari Ainun Wastu Alif Via Google Maps

Sejarah Jalan Malioboro Sebelum Jadi Surga Belanja – Siapa sih yang gak kenal sama jalan yang paling terkenal Jogja ini. Pastinya hampir semua wisatawan lokal bahkan international gak asing sama jalan satu ini. Rasanya juga gak afdol kalo ke Jogja gak mampir Jalan Malioboro.

Btw, kalo ngomongis soal Jalan Malioboro, biasanya sih yang terlitas di pikiran setiap orang adalah tempat belaja, kulineran, foto-foto dan tempat mencari hiburan. Padahal, dibalik keramaian dan kepopulerannya, Jalan Malioboro punya cerita sejarah yang menarik banget buat kamu ketahui.

Bagaimana Cerita Sejarah Jalan Malioboro?

Jalan yanh selalu ramai ini merupakan saksi bisu dari masa penjajajah Belanda. Daripada penasana  mending simak artikel ini sampai akhir ya.

Asal Nama Jalan Malioboro

Bukan sembarang nama, sebutan Malioboro punya cerita menarik loh. Dalam kisahnya, ada dua prespektif cerita tentang asal usul nama jalan terkenal ini.

Ada yang kalau nama Maliboro diambil kata “Marlboroug” atau “1st Duke of Marlboroug”. itu adalah gelar milik salah satu jendral terkenal dari Inggris, yaitu John Cruchill. Dia pernah tinggal di kawasan ini sekitar tahun 1811-1816.

Kalau didengar secara pengucapan, emang agak mirip sih, tapi penyataan diatas disanggah oleh salah Dr. O. W Tichleae.

Dilansir daei kompas.com, Tichlea menulis sebuah buku yang berjudul The Derivation from Sanskrit of the Streetname Malioboro in Yogyakarta. Dia menyebutkan bahwa Jalan Malioboro terlalu penting untuk dinamai seorang Inggris yang pada dasarnya adalah orang asing di mata masyarakat Jawa.

Seorang ahli sejarah Inggris, Peter Carey, juga menjelaskan dalam bukunya Asal Usul Nama Yogyakarta-Malioboro kalau nama jalan ini diambil dari Sansakerta yaitu Malyabhara yang berarti untaian bunga.

Arti nama ini berkaitan sama lokasi Malioboro yang dulu sering jadi lokasi peletakkan karangan-karangan bunga saat Keraton Yogyakarta sedang ada acara-acara besar.

Sebagai Poros Imaginer

Adanya jalan Malioboro merupakan salah satu wujud dari konsep tatanan Kota Yogyakarta yang sengaja di rancang oleh Kerajaan Keraton yang difungsikan sebagai Poros Imaginer.

Poros imaginer ini berguna untuk Sultan Jogja penanda arah bertapa menuju Gunung Merapi. Yup, jika diambil secara garis lurus dari bangunan Keraton Jogja (sisi utara) ke arah selatan maka di titik ujung akan bertemu Gunung Merapi. Itu sebabnya dibangun jalan yang sekarang disebut Jalan Malioboro dan Tugu Jogja sebagai poros imajiner atau penanda arah letak Gunung Merapi.

Dilansie dari situs Dinas Pariwisata Yogyakarta, poros ini juga gak hanya sejajar dengan Gunung Merapi. Kalau ditarik lurus lagi, maka Jalan Malioboro sejajar dengan Samudra Hindia. Itu sebabnya kenapa Jalan Maliobor itu istimewa banget.

Lokasi Incaran Belanda

Sejak 1790 – 1945, Kawasan Malioboro diganggu oleh Belanda. Mereka mencoba menguasai Jogja dengan membangun Benteng Verduburg di ujung selatan Jalan Malioboro pada tahun 1790, Benteng Scocieteit Der Venereging Djogjakarta pada 1822, Javasche Bank, Kantor Pos dan Stasiun Tugu.

Sejak tahun 1877 – 1921, komunitas Belanda semakin pesat bertumbuh dan mendominasi Yogyakarya sekitar Jalan Malioboro. Agar bisa bertahan menempati lokasi ini, mereka masih terus membangun fasilitas dan mengembangkan perekonomian Jogja. Salah satunya adalah menjadikan jalan ini sebagai pusat perdagangan antara orang Belanda dan Tionghoa.

Nah, cerita diatas emang nyambung banget dengan keadaan Malioboro saat ini yang terkenal jadi pusat belanja dan temlat wisata bersejarah dengan berbagai macam museum bergaya arsiktektur Belanda.

Jalan Malioboro Jadi Surga Belanja Saat Ini

Saat ini, Jalan Malioboro jadi salah satu ikok Kota Gudeg ini. Rasanya gak lengkap kalo ke Jogja tapi belom mampir ke kawasan yang ramai wisatawan. Bukan cuma dari luar kota aja tapi juga incaran wisatawan dari mancanegara.

Ramainya Jalan Malioboro oleh para wisatawan adalah ada spot-spot wisata bersejarah, wisata kuliner dan wisata Belanja. Dari ketiga sektor wisata ini, wisata belanja adalah yang paling favorit karena harga barang yabg murah meriah. Jadi, gak heran kalo Jalan Malioboro bisa jadi tempat dengan julukan Surgabya Belanja.

Baca Juga: Sejarah Jalan Gejayan yang Bukan Jalan Biasa

Penutup

Nah, itu dia sekilas cerita tentang sejaran Jalan Malioboro. Gak heran kan kenapa jalanan ini bisa ramai sampai sekarang sebagai pusat berdagang dan tempat wisata.

Buat kamu yang mau dateng ke Malioboro atau ke kota Jogja lainnya, nginepnya di D’paragon aja ya. Hunian D’paragon dijamin aman, nyaman dan bersih deh.

Kamu tinggal kunjungi websoite D’paragon untuk pilih fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. Kepoin juga instagramnya karena ada banyak informasi meranik. Oh ya, buat yang reservasi lewat aplikasi D’paragon, ada potongan harga gede-gedean loh. Yuk nginep di D’paragon.