Pabrik Gula Madukismo

Kepopuleran DIY sebagai wisata all in one ternyata tidak sebatas wisata alam dan budaya saja. Siapa sangka di Kota Pelajar ini kita juga bisa menemukan wisata industry, Pabrik Gula Madukismo contohnya.

Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955. Pabrik yang berlokasi di Tirtonimolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini merupakan satu-satunya pabrik gula dan alcohol/spiritus yang ada di Yogyakarta. Awalnya pabrik ini bernama PT. Madu Baru, kemudia dibagi menjadi dua pabrik yaitu Pabrik Gula (PG) Madukismo dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS) Madukismo.

 

Candi Banyunibo

Candi Ijo dan Ratu Boko tentunya tidak asing di telinga, tetapi candi yang satu ini ternyata belum banyak diketahui orang.
Namanya Candi Banyunibo, lokasinya tidak jauh dari Candi Ijo dan Ratu Boko. Jadi jangan lupa mampir ke Banyunibo ya kalau pas main di daerah sana.

 

Tugu Jogja

Biasanya Tugu atau monumen dijadikan simbol suatu daerah sebagai ciri khas sebuah daerah. Begitu juga dengan Tugu Jogja yang merupakan salah satu ikon utama Yogyakarta. Tugu Jogja ini berada tepat di tengah perempatan antara jl. Mangkubumi, jl. Jendral Sudirman, Jl. A.M Sangaji, dan Jl. Dipenogoro. Dengan berbagai sejarah yang melatarbelakanginya, Tugu Jogja juga menjadi ikon sejarah bagi kota Jogja.

Tugu yang dibangun pada tahun 1755 oleh Hamengkubuwono I, pendiri Kraton Yogyakarta, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan laut selatan, Kraton Jogja, dan Gunung Merapi. Konon Sultan pada saat melakukan meditasi menjadikan tugu ini sebagai patokan arah menghadap Gunung Merapi.

 

Candi Prambanan

Bagi yang akan mengunjungi Yogyakarta, maka Candi Prambanan adalah salah satu destinasi wisata yang wajib anda kunjungi. Kecantikannya yang telah dikenal hingga keluar negeri membuat Candi Prambanan tak hanya dikunjungi oleh turis dari dalam negeri saja, tetapi juga oleh turis manca negara. Letaknya yang berdekatan dengan kompleks Candi Borobudur (Candi Budha) menggambarkan bagaimana keharmonisan antara umat Hindu dan umat Budha.

 

Tradisi Topo  Bisu

Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, merupakan tradisi tahunan yang dilakukan dengan mengelilingi area di sekitar Keraton Yogyakarta tanpa berbicara sepatah katapun.

Tradisi yang diikuti oleh ratusan orang ini sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak zaman Sri Sultan Hamengku Bowono II untuk menyambut malam satu suro. Ritual ini sendiri dilaksanakan sebagai bentuk intropeksi dan pendeketan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya selalu diberikan perlindungan dan keselamatan.