Adat istiadat di pulau jawa masih sangat kental di kalangan masyarakat. Khususnya pada daerah di jawa tengah yaitu Solo dan Yogyakarta. Dengan adanya adat istiadat maka kebudayaan masih terjaga.

Upacara Skaten

Perayaan yang dilakukan setiap bulan Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan khusus pada tanggal 12 Maulud, akan diadakan beberapa rangkaian acara yang disebut Grebeg Maulud. Rangkaian Grebeg Maulud meliputi:

  1. Tabuhan Gamelan Pusaka Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari: Sebuah pembukaan dari Pembuka Maleman Sekaten. Berupa penabuhan dua buah gamelan yang dibawa dari keraton ke Masjid Agung Solo pada tanggal 5 maulud. Kedua gamelan tersebut terus ditabuh hingga menjelang pelaksanaan Grebeg Gunungan Sekaten, 7 hari kemudian.
  2. Jamasan Meriam Pusaka Kyai Setomi: Proses membersihkan meriam pusaka yang terletak di Bangsal Witono, disebelah utara Keraton Kesunanan Surakarta. Dilakukan 2 hari sebelum Grebeng Gunungan Sekaten
  3. Pengembalian Gamelan Pusaka ke dalam Keraton: Sebelum pemberian sedekah Raja, para abdi membawa gamelan kembali ke dalam keraton. Gamelan Kyai Guntur Madu langsung dimasukkan ke dalam ruang pusaka, sedangkan milik Kyai Guntur Sari diletakkan di depan Sasana Sewaka. Kyai Guntur Sari akan dibawa dan ditabuh lagi untuk mengiringi Hajad Dalam Gunungan Sekaten ke Masjid Agung.
  4. Pemberian Sedekah Raja: Raja Sinuhun Pakoboewono memberikan sedekah kepada rakyatnya berupa makanan tradisional dan hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunungan dan estri. Gunungan ini akan diarak menuju Masjid Agung diiringi oleh seluruh sentana dan abdi dalem, para prajurit serta gamelan Kyai Guntur Sari yang dimainkan kembali sambil berjalan. Gunungan ini akan didoakan oleh ulama Keraton di masjid Agung kemudian dibagikan kepada seluruh warga. Grebeg Gunungan digelar bersamaan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni tanggal 12 Maulud.

Grebeg Sudiro

Meski terkenal dengan Islamnya yang kuat, tapi ternyata Solo masih menjunjung tinggi sikap toleransi. Buktinya , masyarakat Solo masih merayakan Grebeg Sudiro. Sebuah perayaan yang diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa-Jawa.

Festival ini dimulai sejak 2007 lalu dan biasanya dipusatkan di daerah Pasar Gedhe dan Balong, serta Balai Kota Solo juga ikut menjadi pusat perayaan Imlek ini.

Upacara Sadranan

Merupakan sebuah ritual untuk mengirimkan doa kepada para arwah leuhur dan ahli waris yang sudah meninggal duniayang diadakan setiap bulan Ruwah atau setiap menjelang bulan puasa Ramadhan. Yang paling utama adalah pembacaan doa Yasin dan tahlil zikir bersama.

Uniknya, semua masyarakat datang berbondong-bondong untuk mengikuti upacara adat ini untuk bersilaturahmi dan menjalin persaudaraan dengan saling mengunjungi rumah per rumah. Maksud dan tujuan lainnya yaitu ikut mencari berkah kepada para leluhur yang telah meninggal dunia.

Kuatnya nilai-nilai tradisi pada masyarakat yang masih menjalankan didasari oleh keyakinan bahwa setelah upacara tradisional Sadranan dilaksanakan, maka dalam bekerja untuk mencari nafkah akan diberikan kelancaran dan kemudahan.