Sejarah Jalan Gejayan yang Buka Jalan Biasa– Kami masih inget dengan aksi Gejayan? Buat anak muda terutama mahasiswa, aksi ini gak asing banget karena punya kisah pilu yang gak bisa dilupakan. Nah, kisah aksi mahasiswa yang pilu ini terjadi di Jalan Gejayan.

Aksi Gejayan ini gak cuma terjadi sekali aja, tapi udah terjadi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1998 dan 2019. Bahkan dalam kejadian aksi Gejayan ini sampai menimbulkan korban Jiwa dimana ada seorang mahasiswa yang meninggal dan namanya akhirnya dikenang dan jadikan sebuah nama jalan juga.

Bagaimana Cerita Sejarah Jalan Gejayan?

Penasaran dengan aksi mahasiswa jogja yang erat kaitannya dengan Jalan Gejayan ini? Simak artikel ini sampai akhir ya biar kamu makin tahu ada cerita apa dibalik jalan .

Tragedi 8 Mei 1998

Pada tahun 1998, Mahasiswa Indonesia membuat aksi besar-besaran untuk melawan pemerintahan Orde Baru atau masa kepemimpinan Peresiden Soeharto. Waktu itu mahasiswa menyuarakan keinginanya agar presiden yang udah menjabat sekitar 32 tahun ini turun dari tahtanya.

Bukan cuma mau Presiden Soeharto lengser dari kepemerintahan Indonesia, aksi mahasiswa ini juga dipicu akibat keadaan perekonomian Indonesia yang lagi mengalami krisi moneter, kenaikan harga kebutuhan hidup yang meningkat dan menginginkan terwujudnya reformasi.

Mahasiswa yang uda geram dengan keadaan Indonesia saat itu, akhirnya membuat mahasiswa seluruh Indenesia serentak untuk membuat sebuah aksi besar-besaran. Hampir seluruh kota besar di Indonesia terjadi demo, salah satunya dilakukan oleh mahasiswa Jogja di Jalan Gejayan.

Seluruh mahasiswa turun ke lapangan, tepatnya di Jalan Gejayan. Kenapa di Jalan ini? Karena Jalan Gejayan adalah lokasi yang mudah ditempuh dan dekat dari kampus-kampus yang ada di wilayah Kota Jogja.

Aksi demo yang terjadi di Gejayan cukup menegangkan. Akses sekitar jalan yang menuju Jalan Gejayan di tutup dan toko-toko di sekitaran sengaja gak dibuka oleh penjual. Aktifitas di jalan ini gak seperti biasanya. Jalanan Gejayan pada saat itu penuh dengan mahasiswa dan aparat.

Aksi tegang antara kedua belah pihak akhirnya mencapai puncaknya yaitu pada hari Jum’at 8 Mei 1998. Pihak aparat yang mencoba mengusir para mahasiswa malah berujung aksi saling melawan. Mahasiswa yang gak mau pergi akhirnya melawan aparat dan sebaliknya

Aksi perlawanan keduanya ini yang bikin jalan Gejayan mengalami porak-poranda. Kawasan jalan Gejayan akhirnya berantakan.

Dalam aksi saling melawan ini, akibatnya gak sedikit mahasiswa yang terluka parah. Bukan cuma mahasiswa aja, warga biasa yang ada di sekitarnya pun gak luput jadi korban dan mengalami luka yang cukup serius.

Lebih parahnya lagi, dalam kejadian ini memakan satu korban jiwa. Dia adalah Moses Gatotkaca yang merupakan seorang mahasiswa yang berasal dari Universitas Sanata Dharma.

Kisah Moses Gatotkaca

Moses Gatot kaca meninggal akibat pendarahan berat yang dialaminya. Moses diduga dapat tikamanan yang bertubi-tbi dibagian kepala. Tikaman ini yang membuat Moses mengeluarkan darah segar dari hidung dan gak ada hentinya. Darah yang keluar secara terus menerus ini yang membuat Moses kehabisan darah dan meninggal dunia.

Kejadian tragis yang dialami oleh Moses dalam aksi Gejayanan ini membuat pilu para mahasiswa dan banyak orang. Sampai akhirnya, untuk mengenang apa yang dialami oleh mahasiswa Jogja ini, naman Moses Gatotkaca digunakan sebagai naman jalan yang letaknya gak jauh dari Gejayan.

Tragedi 23 September 2019

Setelah 21 tahun berlalu, aksi demo mahasiswa terjadi lagi. Para mahasiswa di seluruh Indonesia serentak mengadakan aksi besar-besaran untuk kedua kalinya. Hampir di setiap titik di kota besar Indonesia jadi lokasi demo para mahasiswa yang turun lag ke jalan.

Demo mahasiswa ini dipicu oleh penolakan yang dilakukan pemerintah dalam merevisi RKUHP, pelemahan KPK, kriminalisasi aktivis dan pembakaran hutan. Mahasiswa turun ke jalanan demi menyuarakan penolakannya.

Aksi penolakan ini juga terjadi di Jogja. Para mahasiswa dari berbagai macam universitas di Yogyakarta berkumpul. Aksi mahasiswa mendemo perintah di Gejayan yang kedua kalinya ini lah membuat ramai dengan tagar #gejayanmemanggil.

Kata Gejayan Memanggil ini diambil untuk mengingat kembail aksi mahasiswa yang mendemo pemerintah pada tahun 1998. Dalam aksi ini diibaratkan Jalan Gejayan memanggil lagi para mahasiswa untuk berkumpul dan mengingatkan pemerinta untuk berbuat yang tidak semena-mena.

Baca Juga: Sejarah Tugu Jogja: Anak Kost Jogja Wajib Tahu!

Penutup

Sekarang kamu udah tahu bagaimana sih cerita sejarah jalan Gejayan dari tahun 1998 sampai 2019. Jalan Gejayan jadi saksi bisu bagaimana peran anak muda Jogja khususnya para mahasiswa melakukan aksi untuk memperjuagkan bangsa yang lebih baik. Nah, karena kamu sudah tahu cerita ini, jangan lupa bagian cerita bersejarah dari jalan Gejayan untuk anak-cucu kelak ya.

Oh ya, untuk  kamu yang ada di luar kota ingin pergi ke Joga untuk melihat keadaan Jalan Gejayan sekarang, jagan lupa untuk pesan penginapannya di D’paragon. Kamu bisa dapetin penginapan bisa disesuaikan yang kamu butuhkan. Buka cuma itu aja, D’paragon juga memiliki berbagai macam tempat kost yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan. Nah, untuk informasi lebih lajut, coba deh cek website D’paragon dan instagramnya.