Gangguan pencernaan merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi satu atau beberapa organ dari sistem pencernaan. Sistem pencernaan bertugas menerima makanan, mencerna atau memecahnya menjadi nutrisi yang bisa diserap untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui darah. Selain itu, sistem pencernaan juga bertugas memisahkan dan membuang bagian dari makanan yang tidak bisa dicerna seperti serat. Namun tahukah kamu, tak jarang sistem pencernaan ini mengalami gangguan akibat pola hidup yang salah. Berikut ini beberapa gangguan pencernaan yang sering diabaikan namun cukup berbahaya bagi tubuh.

Obat-Untuk-Gangguan-Pencernaan

1. Refluks Gastroesofagus

Refluks Gastroesofagus (penyakit asam lambung) atau yang sering dikenal dengan GERD. GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik sampai ke atas kerongkongan akibat cincin otot esofagus tidak dapat menutup dengan baik.

Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung. Cincin esofagus bekerja sebagai katup satu arah yang akan mempersilahkan makanan lewat, namun kemudian menutup katupnya agar makanan dan asam lambung tidak naik ke kerongkongan.

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, penderita GERD akan merasakan gejala seperti sensasi tidak enak di mulut, nyeri ulu hati atau nyeri saat menelan.

Untuk kasus GERD ringan, penanganannya cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengubah menu makanan ke menu makanan sehat rendah lemak. Jika belum sembuh biasanya dokter akan memberikan obat golongan antagonis reseptor H2 (H2RA) dan obat penghambat pompa proton (PPI) yang mampu menurunkan produksi asam lambung.

Pada kasus GERD dengan gejala parah dan tidak mempan terhadap obat-obatan, penanganan biasanya dilakukan melalui operasi.

2. Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami mual, nyeri perut, muntah, kehilangan nafsu makan, diare, demam, lemas, dan nyeri otot akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh virus norovirus atau bakteri E. coli dan salmonella.

Penyebab makanan bisa terkontaminasi di antaranya karena tidak dimasak dengan baik, kadaluwarsa, tersentuh tangan yang kotor atau mengandung bakteri dan virus. Selain itu, makanan yang dimasak secara tidak sempurna atau makanan yang terkontaminasi makanan yang basi.

Sebenarnya sebagian besar kasus keracunan makanan tidak serius dan penderitanya dapat pulih dengan sendirinya. Caranya adalah dengan banyak minum air putih agar tidak terjadi dehidrasi. Selain itu, penggunaan oralit juga sangat disarankan bagi orang-orang yang memiliki kondisi lain atau orang lanjut usia yang lebih rentan. Selama masa pemulihan, penderita juga dianjurkan untuk memakan makanan yang ringan. Seperti roti, pisang dan sebagainya sebelum mengonsumsi makanan berat.

Meski sebagian kasus keracunan makanan tergolong ringan, waspadailah jika gejala keracunan tidak pulih dalam beberapa hari atau bahkan cenderung makin parah, maka disarankan untuk segera menemui dokter.

Disarankan juga untuk segera menemui dokter jika keracunan makanan dialami oleh ibu hamil, bayi, dan balita. Selain itu orang-orang berusia diatas 60 tahun, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penderita diabetes, serta penyakit ginjal.

3. Penyakit Batu Empedu

Penyakit batu empedu adalah peradangan kantong empedu akibat pengkristalan kolesterol. Batu tersebut terbentuk akibat dari ketidakseimbangan kimia. Namun jika sudah menyumbat maka akan menimbulkan nyeri perut hebat.

Selain rasa sakit, batu empedu juga dapat menyebabkan peradangan yang diikuti dengan gejala demam tinggi dan sakit kuning. Bahkan pada beberapa kasus, batu empedu dapat mengiritasi pankreas dan menyebabkan gejala nyeri yang dapat meningkat secara cepat.

wanita yang sudah melahirkan maka akan beresiko terkena penyakit batu empedu ini juga. Selain itu, pengidap obesitas dan orang-orang yang sudah berusia 40 tahun juga beresiko terkena batu empedu ini.

Untuk pengobatannya, metode yang direkomendasikan adalah dengan operasi pengangkatan kantong empedu melalui operasi laparoskopi. Selain sederhana, prosedur ini juga terbukti minim risiko terjadinya komplikasi.

 

Selain beberapa penyakit di atas sebenarnya masih banyak lagi penyakit lain yang sering kali menyerang sistem pencernaan. Oleh karena itu, kita harus menjaga makanan dan pola hidup agar terhindar dari penyakit ini.