Diambil Daru Syafridayu Fiaruz Via Google Map

Sejarah Museum Benteng Vredeburg, Kamu Wajib Tahu! – Hello! Kalau ke Malioboro, pasti kamu akan lihat satu bangunan yang nyentrik khas Belanda kan? Yups, Museum Benteng Vredeburg. Nah, museum ini ternyata punya kisah menarik yang anak muda, kaya kamu, wajib tahu.

Museum, yang lokasinya berada di kawasan Malioboro atau lebih tepatnya di Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Gondoman, Yogyakarta, adalah salah satu tempat bersejarah yang sering jadi destinasi para wisatawan maupun lokal. Soal HTM, jangan ditanya deh. Dengan Rp5.000 kamu bisa explore museum yang luas banget plus nonton film documenter. Seru kan?

Nah, dibalik fungsinya yang sekarang jadi museum, bangunan dengan arsitektur belanda ini adalah saksi bisu masa penjajahan mulai dari VOC sampai dengan Jepang.

Bagaimana Sejarah Museum Benteng Vredeburg?

Biar gak penasaran dan sekaligus bisa bayangin apa yang dulu terjadi di bangunan kokoh yang masih bisa kita lihat sampai saat ini, simak artikel ini sampai akhirnya. Di bawah ini adalah Sejarah Museum Benteng Vredeburg.

Awal Mula Dibangun Benteng Vreduburg

Sebelum jadi Benteng Vreduburg, benteng ini dinamai Rustenburg yang artinya Benteng peristirahatan. Pembangunannya berbarenagan dengan Keraton Jogja yaitu tahun 1760.

Pada saat kejayaan Keraton lagi dalam masa pertumbuhan yang pesat. Lihat keadaan itu, Belanda muncul rasa khawatir. Mereka takut Jogja akan dikuasi oleh Keraton.

Dengan tipu dayanya, Belanda minta Keraton membuat benteng untuk mengamati keamanan Bangunan Kerajaan Keraton. Alih-alih menjaga keraton, tujuan Belanda sebelumnya ada mengintai pergerakan Kerajaan Keraton Jogja.

Besarnya kekuatan Belanda untuk saat perjajian, membuat keraton mau gak mau mengikuti perintah Belanda. Akhirnya benteng di ini dibuat meskipun dalam bentuk sederhana yaitu yang berbentuk bujur sangkar. Keempat sisinya dinamai Jayawisesa (Sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jayaprakosaningprang (sudut barat daya), Jayaprayitna (sudut tenggara) oleg Sultan HB I.

Menurut Nicolas Hartings (Gubernur Belanda), bangunan itu masih sangat sederhana karena dengan temboknya hanya dari tanah liat, penyangga dari kayu pohon aren dan atap dari ilalang. Akhirnya, tahun 1765 Kerajaan menerima permintaan perbuahan tersebut dan pembangunan dilaksanakan atas pengawasan seorang Ir. Frans Hans. Pembangunan rampung satu tahun kemudian.

Semua bahan dan tenaga pembangunann berasa dari kerajaan. Kepemilikan tanah juga milik kerajaan akan tetapi untuk fungsi bangunan adalah hak Belanda.

Nasib Benteng Rusternburg Pasca Gempa Dahsyat

Tahun 1867, Jogja mengalangi gempa besar yang merubuhkan bangunan-bangunan seperti Gedung Residen, Tugu Pal Putih dan Benteng Resturnbug. Kemudian bangunan ini dibangun lagi.

Nah, setelag selesai renovasi, baru kah benteng ini diberi nama baru yaitu Benteng Vredeburg yang artinya Benteng Perdamian. Nama itu diambil dari mnifestasi hubungan antara keraton dan Belanda yang gak pernah saling menyerang waktu itu.

Betuk bangunannya masih seperti awal yaitu bujur sangkar dan keemapat sudutnya diberi ruang penjaga yang disebut dengan Selaka Bastion. Pintu gerbanya menghdap utara dikelilingi parit.

Direbut Oleh Jepang

Saat Jepang masuk ke Indonesai yang menguasai Jogja, mereka merebut Benteng Vredeburg dari Belanda. Benteng ini lalu digunakan sebagai pusat kekuasaan Jepang dan diketuai oleh Kempeitei yaitu tentara pilihan yang terkenal kejam dan keras.

Benteng Vreduburg digunakan sebagai tempat dikurungnya para tawanan Belanda, Indo-Belanda dan politusi Indonesia yang ditangkap karena menentang Jepang.

Vredeburg juga digunakan sebagai gudang mesiu untuk kebutuhan senjata karena dianggap aman. Mereka meletakkan persenjataan ini di sebelah sudut timur lait.

Sama seperti saat dikuasai Beland, kepemilikan tanah masih atas hak Keraton akan tetapi, secara fungsi bangunan, Jepang punya hak untuk menempatinya.

Pasca Proklamasi Kemerdekaan

Tahun 1945 atau saat diumumkannya kemerdekaan, warga Jogja merasa sangat bahagia. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku alam VIII juga menyetujui dengan berdirinya negara baru yaitu Republik Indonesia. Kemudian, bendera merah putih dikibarkan di seluruh wilayah, termasuk Jogja.

Namun, Jogja masih gak terima dengan kekalahannya dan tetap mau merebut kota ini. Alhirnya terjadi sebuah perseteruan dengan senjata di Kotabaru dan Benteng Vredueburg juga jadi sasarannya. Untungnya kemenangn tetap berada di pihak Indonesia. Akhirnya bangunan Benteng Vredeburg diambil alih.

Baca Juga:

Penutup

Lewat Kisah Sejarah Museum Benteng Vredeburg diatas,  bisa kebayangkan gimana suasananya? Nah, buat kamu yang belum pernab masuk ke bangunan bersejarah ini, wajib banget datengin.  Harganya murah. Kamu bisa keliling museum yang kuas banget, belajar sejarah, nonton film samlai dengan foto-foto di tempat yang aestetik dan klasik.

Buat yang udah berencana mau ke Museum Benteng Vredeburg atau di tempat-tempat lain sekitar Jogja, Nginepnya di D’paragon Kost ya. Tinggal cek webiste D’paragon dan pilih fasilitas yang cocok sama kebutuhan mu.

Eh eh, D’paraginagi ada PROMO yang ca’em banget yaitu ada potingan harga gede-gexean buat kamu yang reservasi aplikasi D’paragon. Mantap kan bisa irit uang penginapan. Makanya, yuk nginep di D’paragon!