Sejarah Chinatown Glodok
Diambil Dari Tommy Tjahjono Via Google Map

Sejarah Chinatown Glodok Jakarta yang Gak Boleh Dilupakan – Jakarta, sebagai ibu kota negara, udah melakukan banyak perubahan bentuk bangunan hampir di seluruhnya, tetapi ada beberapa titik lokasi yang gak diubah demi menjaga keasliannya. Salah satunya adalah Chinatown Jakarta, Pecinan atau lebih familiar lagi dengan nama Kawasan Glodok.

Kalau mendengar kata “Glodok” pasti pikiran yang seringkali terlintas di pikiran adalah tempat orang menjual segala macam elektronik, kawasan yang selalu ramai dengan pedagang dan pembeli, kawasan wisata kuliner dan tempat dimana kita akan menemukan banyak Orang Tionghoa.

Ya, dari dulu sampai sekarang kawasan Glodok selalu identik dengan tempat berkegaiatannya para etnis Tionghoa dan masih jadi sentra perdagangan. Glodok selalu erat kaitannya sama etnis Tinghoa dari sebelum nama Batavia berubah menjadi Jakarta.

Jangan tanya kalau soal kisah sejarahnya, karena tentu ada banyak cerita menarik dibaliknya.

Bagaimana Sih Kisah Sejarah Chinatown Glodok?

Dibawah ini adalah kisah sejarah Chinatown Jakarta atau Kawasan Glodok. Simak sampai yak arena ada banyak cerita menarik yang perlu kamu tahu.

Asal Mula Nama Glodok

Dalam kisahnya, ada dua versi cerita asal mula nama Glodok berasal. Pertama, ada yang mengatakan kalau Kawasan Glodok, dulunya, adalah lokasi yang didiami oleh orang Sunda sebelum para kamu etnis Tionghoa Datang. Nama Glodok diambil dari kata “Golodok” yang artinya pintu masuk rumah karena pada saat itu area Sunda Kelapa diyakini sebagai pintu masuk ke area Kerajaan Sunda. Nah, kata “Golodok” dipersingkat menjadai “Glodok”.

Kedua, asal nama Glodok berasal dari suara pancuran air di depan Balai Kota (yang sekarang sudah menjadi Museum Jakarta. Pancuran air, yang dibangun pada tahun 1743 ini, sering digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Nah karena suara kayu yang bergerak di pancuran terdengar seperti suara “glodok-glodok”, jadi masyarakat menyebut area sekitar pancuran dengan Glodok

Pecinan Glodok Pada Masa Kolonial Belanda

Pada masa kolonial Belanda, Kawasan Glodok ditetapkan sebagai lokasi khusus kaum Tionghoa agar Belanda dengan mudah mengawasi mereka setalah terjadinya peristiwa Geger Pecinan yang terjadi pada tahun 1740.

Perisiwa itu menelan banyak korban. Sebanyak lebih dari 10.000 orang Tionghoa mati terbunuh. Kejadian ini sampai membuat kali Anke yang gak jauh dari terjadinya peristiwa ini berubah warna menjadi merah karena darah. Nah, nama Anke itu sendiri juga diambil dari Bahasa Mandarin yang berati Kali Merah.

Peristiwan ini diawali sama sebuah konflik antara Belanda dan China. Belanda yang gak terima dengan kejayaan orang-orang Tiongkok di Batavia akhirnya membuat pemberontakan dan terjadi lah peristiwa Geger Pecinan.

Dengan berjalannya waktu, para etnis Tionghoa menbangun bangunan yang lebih kokoh dan menjadi pasar paling ramai di daerah Batavia.

Pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh orang Tionghoa pada saat itu juga masih dilakukan ketat sama pihak Belanda. Salah satunya adalah mereka harus berpakaian layaknya seperti orang tiongkok dan gak boleh seperti para kaum bumiputera dan orang Eropa. Bahkan bagi siapa aja yang melanggar, Belanda udah menyiapkan denda dan hukuman.

Nah, peraturan Belanda ini malah melanggengkan eksistensi etnis Tionghoa. Itu lah salah satu penyebabnya kenapa sampai sekarang kawasan Glodok jadi kental dengan budaya etnis Tionghoa.

Chinatown Glodok Saat Ini

Sampai saat ini kawasa glodok masih menjadi denyut kehidupan para etnis Tionghoa. Sebagai lokasi yang dihuni oleh suku master perdagangan, Glodok dikenal sebagai salah satu lokasi jual beli barang murah dan hampir semua kebutuhan ada di sini . Salah satu zona yang paling banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah adalah Petak Sembilan.

Petak Sembilan menjadi sebuah pusat pasar yang mana kamu bisa menemukan aneka barang disini, mulai dari toko-toko grosir, obat, bahan sandang, kuliner dan restaurant dengan ciri khas makanan chinese yang berjejer.

Karakteristik Kawasan Glodok yang bisa dibilang “China banget” juga mengundang banyak wisatawan dan para fotografer. Bukan cuma dikunjungi pembeli yang mencari kebutuhan rumah, Glodok juga jadi incaran orang berwisata kuliner mencari chinese food dan fotografer yang berburu spot foto yang unik.

Baca Juga: Sejarah Candra Naya, Ruma Kuno Mayor China

Penutup

Menarik bukan cerita asal usul nama Glodok dan kisah sejarah Kawasan Glodok? Nah, jangan sampai cerita ini cuma sampai kamu aja, tapi ceritakan juga ke anak dan cucuk kamu biar mereka tau. 

Buat kamu belum pernah ke Glodok dan pengen banget ke sini, yuk atur jadwal perjalanannya. Biar kamu bisa lihat langsung gimana keadaan Kawasan Pecinan Jakarta sekarang sekaligus berwisata kuliner.

Nah, kalo kamu mau ke Glodok atau daerah Jakarta lainnya. Jangan lupa pesan penginapannya di D’paragon ya. Kamu bisa cek informasi lebih lengkap di website D’paragon dan instagramnya. Eh, ada potongan harga besar-besaran juga loh buat kamu yang melakukan reservasi melalui aplikasi D’paragon. Caranua gampang banget. Kamu download aja di Appstore atau Playstore. Menarik bukan? Yuk nginep di D’paragon!