Diambil Dari Nuning Th Via Google Maps

Sejarah Monumen Kapal Selam Terbesar se-Asia Tenggara – Anak Millenial! Udah tahu belum kalau di Surabaya, ternyata, ada tempat bersejarah yang unik dan bentuknya besar banget? Yap, namanya Monumen Kapal Selam.

Umumnya, masyarakat menyebutnya dengan singkatan Monkasel. Letak monument ini ada di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya atau tepatnya di pusat kota. Jadi, buat masyarakat Surabaya udah gak asing lagi sama museum yang satu ini.

Bagaimana Sejarah Monumen Kapal Selam?

Ngomongin tentang sejarahnya, pastinya ada kisah menarik mulai dari bagian sejarah apa yang pernah dilalui sampai akhirnya kapal selam ini bisa sampai ada di daratan dan menjadi museum terbesar di Asia Tenggara. Dibawah ini adalah Sejerah Museum Kapal Selam di Surabaya. Simak sampai akhir ya.

Kapal selam Terbesar se-Asia Tenggara

Sebelum kita lebih dalam mengenal sejarahnya, yuk kenalan dulu dengan benda raksasa ini. Ada banyak keunikan yang dimiliki oleh Kapal Selam KRI Pasopati 401.

Dulunya, benda raksasa ini merupakan senjatan pemberia dari Uni Soviet untuk Indonesia. Awalnya, Uni Soviet tertarik dengan misi anti kolonialisme yang dipaparkan oleh Soekarno saat berkunjung ke Moskwa, salah satu bagian dari negara Uni Soviet, pada tahun 1956. Salah satu yang dibicarakannya adalah tentang rencana pembebasan Irian Barat dari Belanda.

Untuk yang belum tahu, Uni soviet merupakan sebuah kesatuan negara yang tediri dari  Rusia,Ukrania, Byelorusia, Uzbekistan, Kazakhstan, Georgia Azerbaijan, Lituania, Maldova,Latvia, Kirgiztan, Tajakistan, Armania, Turkmenistan dan Estonia. Negeri ini terkenal dengan kepemilikan sejatan perang yang luar biasa.

Akhirnya, pada 29 Januari 1962,   Uni Soviet mengirimkan persenjataan dan alut sista salah satunya adalah Kapal Selam KRI Pasopati 401 ini. Senjata ini merupakan Kapal Selam terbesar se-Asia Tenggara dan memiliki kecanggihan yang luar biasa. Siapa sangka, kapal ini merupakan kapal pertaman milik Indonesia.

Terlibat Pertempuran Laut Aru

Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda masih belom rela dengan kekalahannya. Mereka masih mau mengusik negeri ini, salah satunya adalah dengan mengatakan kalau Irian Barat bukan merupakan bagian Indonesia dan masih bagian dari kekuasaan Belanda.

Mendengar pernyaaaan ini, sudah pasti, bangsa Indonesia tidak terima dan ingin mengambil alih kekuasan Irian Barat. Dengan rasa perjuangan yang tak pernah gentar, bangsa Indonesia sangat berani melawan Belanda.

Awalnya, Indonesia dan Belanda melakukan perundingan yang kita kenal saat ini yaitu Koferensi Meja Bundar, Sayangnya, perundingan ini tidak bisa menemukan titik temu dalam perebutan kekuasaan unuk wilayah Irian Barat. Akhirnya, terjadilah genjatan senjata antara Belanda dan Indonesia yang disebut dengn Pertempuran Laut Aru

Dalam pertempuran Laut Aru, Indonesia memanfaatkan alutsista pemberian Uni Soviet untuk melawan. Yap, salah satunya adalah Kapal Selam KRI Pasopati 410. Siapa sangka, kalau ternyata kapal besar dengan kecangghan yang luar bias ini tidak dimiliki oleh beberapa neara di Eropa, begitu pun Belanda.

Kecanggihan kapal selam ini lah menjadi salah satu factor Belanda menjadi gentar. Bisa kamu bayangkan, benda raksasa seperti ini tidak bisa terdeteksi oleh radar Angkatan Laut Belanda. Sampai akhirnya, musuh pun kalah dan perebutan kekuasaan Papua Barat dimenangkan leh Prajurit Indonsia.

Menjadi Monumen Kapal Selam di Surabaya

Sebegai kapal selam pertama di Indonesia, ini yang membuat KRI Pasopati 401 ini dijadikan monument agar bisa selalu dikenang oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kemudian, Surabaya yang terpilih menjadi tempat berdirinya monument.

Bukan tanpa alasan, Surabaya dipilih karena dulunya merupakan markas Angkatan lau terbesar se-Indonesia. Selain itu, kota yang identik dengan ikon hiu dan buaya ini, dikenal dengan kota Pelabuhan.

Untuk bisa ada di tengah-tengah kota, tentu bukan perkara mudah memindahkan benda raksasa in. Badan kapal selam kemudian dibelan menjadi 16 bagian. Lalu disambung lagi sampai akhirnya jadi bentuk yang semestinya.

Apabila kamu ingin meraskan sensasi bagimana menjadi prajurit Indonesia kalau itu, datang aja ke Monkasel. Tiketnya murah dan kamu bisa belajar sejarah. Bukan cuma wisata lokal aja, para turis pun banyak yang mengununjungi Monkasel.

Baca Juga: Kisah Dibalik Patung Suro dan Boyo Jadi Ikon Surabaya

Penutup

Kalau udah tahu tahu Sejarah Kapal Selam, rasanya kurang afdol kalo belum datang langsung untuk merasakan lansung bagaimana berada di Kapal Selam besar milik… ini. Yuk lah, ajak temen biar perjalanan kamu jadi makin seru. Bukan cuma yang ditinggal di Surabaya aja, buat kamu yang berada di luar daerah juga boleh banget dateng.

Untuk kamu yang berencana datang ke Surabaya, jangan lupa pesan penginapannya di D’paragon ya. Soalnya, kamu bisa dapetin penginapan dengan hunian ekslusif yang bisa kamu sewa baik untuk harian, mingguan sampai dengan bulanan.

Gak perlu repot, kamu cuma butuh kunjungi website D’paragon untuk dapetin pilih hunian dengan fasilitas yang kamu mau. Ada potongan harga special juga untuk kamu yang mau reservasi melalui aplikasi D’paragon. Ikutin juga instagramnya untuk dapetin informasi keuntungan lainnya.

Yuk, nginep di D’paragon!